Minggu, 08 Juni 2014

Teknik Peramalan



TEKNIK PERAMALAN
Tugas Kelompok
Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan
Mata Kuliah Teknik Peramalan
Menganalisa Pengunjung Yang Datang Dan Yang Berbelanja
Di Alfamidi Radio Dalam
Di susun oleh :
Ari Mustafa                 /                       2011080226
Ahmad Yudi Setiawan /                       2011080
Agus Triono                 /                       2011080080
Andriyanto                  /                       2011080


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2014

KATA PENGANTAR


Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan makalah ini. Makalah yang kami susun berjudul “ ANALISIS PENGUNJUNG TERHADAP YANG BERBELANJA “. – Teknik Peramalan
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada para dosen fakultas tarbiyah khususnya kepada bapak dosen mata kuliyah Prilaku Budaya Dan Organisasi dan teman-teman yang secara langsung maunpun tidak hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Semoga bantuan yang diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah ini, masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun akan sangat berguna bagi penulisan makalah selanjutnya, semoga makalah ini dapat berguna, khusunya bagi kami dan umumnya dapat memperluas pengetahuan bagi pembaca.







BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Persaingan sengit dalam industri ritel telah melanda negara-negara maju sejak abad yang lalu, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Persaingan terjadi terutama antara usaha ritel tradisional dan ritel modern (supermarket dan hipermarket). Namun, menjelang dekade akhir modern lalu persaingan telah meluas hingga ke negara-negara berkembang, di mana deregulasi sektor usaha ritel yang bertujuan untuk meningkatkan investasi asing langsung (IAL) telah berdampak pada pengembangan jaringan supermarket (Reardon & Hopkins 2006). Supermarket bermerek asing mulai masuk ke Indonesia pada akhir 1990-an semenjak kebijakan investasi asing langsung dalam sektor usaha ritel dibuka pada 1998. Meningkatnya persaingan telah mendorong kemunculan supermarket di kota-kota lebih kecil dalam rangka untuk mencari pelanggan baru dan terjadinya perang harga. Akibatnya, bila supermarket Indonesia hanya melayani masyarakat kelas menengah ke atas pada era 1980-an dan awal 1990-an (CPIS 1994).
Penjamuran supermarket hingga ke kota-kota kecil dan adanya praktik pemangsaan melalui strategi pemangkasan harga memungkinkan konsumen kelas menengah bawah untuk mengakses supermarket. Persoalan ini tentu juga dialami di negara berkembang lainnya (Reardon etal 2003; Collett & Wallace 2006). Kendati persaingan antar supermarket secara teoretis menguntungkan konsumen, dan mungkin perekonomian secara keseluruhan, relatif sedikit yang diketahui mengenai dampaknya pada pasar tradisional. Mengukur dampak amat penting mengingat supermarket saat ini secara langsung bersaing dengan pasar tradisional, tidak hanya melayani segmen pasar tertentu. Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu (4P dari marketing mix, yaitu product, price, promotion, place) yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen (Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:119). Perilaku konsumen yang dimaksudkan di sini tentu saja perilaku konsumen yang nantinya akan mendatangkan pendapatan bagi swalayan tersebut. Pada penelitian ini, dipilih pasar swalayan PT. Midi Utama Indonesia (ALFAMIDI) sebagai obyek penelitian. Sedangkan faktor-faktor yang akan diteliti adalah menekankan pada faktor produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu, untuk dapat menarik konsumen dan dapat bersaing dengan swalayan lain, maka hal yang dilakukan swalayan adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga konsumen mencapai kepuasan dengan cara memberikan produk yang berkualitas dan selengkap mungkin, harga yang terajangkau dan lokasi yang memadai sehingga akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan alasan tersebut di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap konsumen pasar swalayan PT. Midi Utama Indonesia (ALFAMIDI) dengan judul “ANALISIS PENGUNJUNG TERHADAP YANG BERBELANJA”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan pada sub-bab diatas, maka didalam makalah ini akan membahas mengenai:
1.      Sejarah berdirinya perusahaan Alfamidi?
2.      Mengidentifikasi data pengunjung dan pembeli di Alfamidi?
3.      Mengidentifikasi jumlah data pengunjung dan pembeli di Alfamidi?

1.3 Pembatasan Masalah

Agar  permasalahan tidak melebar kepermasalahan yang lebih luas maka penelitian dalam makalah ini dibatasi hanya diarahkan pada penelitian sebagai berikut:
1.      Penelitian dilakukan pada Alfamidi yang berada dikawasan Radio dalam
2.      Data pengunjung dan pembeli yang dikumpulkan adalah data angka hasil akumulasi menurut pemikiran kami.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Menganalisis sejarah berdirinya perusahan Alfamidi
2.      Menganalisis data pengunjung dan pembeli setiap bulannya di Alfamidi
3.      Menghitung jumlah rata-rata pengunjung dan pembeli di Alfamidi
1.5 Manfaat Penelitian
            Manfaat penelitian ini di golongkan menjadi tiga :
1.   Bertujuan untuk mengelola data pengunjung yang digunakan oleh perusahaan agar tetap ber Inovasi dalam mengembangkan Perusahaan.
2.   Sebagai acuan untuk para Mahasiswa dalam membangun perusahaan dan mengembangkan perusahaan.
3.   Sebagai Tolak ukur masyarakat dalam menentukan pilihan dalam memilih tempat perbelanjaan yang baik & nyaman.

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan makalah teknik peramalan ini adalah sebagai berikut:
BAB I             : PENDAHULUAN
Memuat uraian tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II            : LANDASAN TEORI
Bab ini mengemukakan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, teori-teori ini merupakan tinjauan kepustakaan untuk beberapa topik yang berkaitan. Juga mengemukakan sejarah perusahaan.

BAB III          : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang flowchart dan langkah-langkah penelitian dalam pemecahan masalah.

BAB IV          : HASIL DAN PEMBAHASAN
Memuat hasil tentang penelitian tentang sejarah perusahaan, pembahasan dari hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan sejauh mana hasil pengolahan data tersebut dapat dijadikan sebagai dasar kesimpulan.

BAB V            : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dan juga mengajukan saran-saran yang diharapkan dan beguna bagi perusahaan.


BAB II
2.1 Pengertian Peramalan (forecasting)
Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasan yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis.
Peramalan adalah tahapan introduction          growth        maturity       decline
Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dicakupnya. Horison waktu terbagi atas beberapa kategori :
1.    Peramalan jangka pendek, peramalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya kurang dari  bulan. Contoh: untuk merencanakan pembelian.
2.    Peramalan jangka menengah, umumnya mencakup hitungan bulanan hingga  3 tahun. Contoh: untuk merencanakan penjualan.
3.    Peramalan jangka panjang, umumnya untuk perencanan masa  3 tahun atau lebih. Contoh: untuk merencanakan produk baru.
Peramalan jangka menengah dan jangka panjang dapat di bedakan dari peramalan jangka pendek dengan melihat tiga hal :
1.    Peramalan jangka menengah dan jangka panjang berkaian dengan permasalahan yang lebih menyeluruh dan mendukung keputuan manajemen yang berkaitan dengan perencanaan produk, pabrik dan proses. Misalnya keputusanakan fasilitas pabrik seperti membuka pabrik atau gedung baru.
2.    Peramalan jangka pendek biasanya menerapkan metodologi yang berbeda di bandingkan peramalan jangka panjang.
3.    Peramalan jangka pendek cenderung lebih tepat dibandingkan peramalan jangka panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan berubah setiap hari.Dengan demikian, sejalan dengan semakin panjangnya horizon waktu, ketepatan peramalan seseorang cenderung semakin berkurang.Peramalan penjualan harus diperbaharui secara berkala untuk menjaga nilai dan integritasnya. Peramalan harus selalu dikaji ulang dan direvisi pada setiap akhir periode penjualan.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan saat membuat ramalan penjualan, terutama peramalan penjualan jangka panjang adalah siklus hidup produk. Penjualan produk dan bahkan jasa, tidak terjadi pada tingkat yang konstan sepanjang hidupnya. Hampir semua produk yang berhasil melalui empat tahapan :-perkenalan, -pertumbuhan, -kematangan dan -penurunan.
Organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan :
1.        Peramalan Ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indicator perencanaan lainnya.
2.        Peramalan Teknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
3.        Peramalan Permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
Peramalan yang baik sagat penting dalam semua aspek bisnis : peramalan merupakan satu-satunya prediksi atas permintaan hingga permintaan yang sebenarnya diketahui. Peramalan permintaan mengendalikan keputusan dibanyak bidang. Berikut ini akan diahasa dampak peramalan produk pada tiga aktivitas :
1.      Sumber Daya Manusia
Mempekerjakan, melatih dan memberhentikan pekerja, semua tergantung pada permintaan.
2.      Kapasitas
Saat kapasitas tidak mencukupi, kekurangan yang diakibatkannya bisa berarti tidak terjaminnyapengiriman, kehilangan konsumen dan kehilangan pangsa pasar.
3.      Manajemen Rantai Pasokan
Hubungan yang baik dengan pemasok dan harga barang dan komponen yang bersaing, bergantung pada peramalan yang akurat.Sebagai contoh, manufaktur pembuat mobil yang menginginkan TRW Corp. menjamin keteresediaan kantung udara yang cukup, harus menyediakan ramalan yang akurat untuk membenarkan ekspansi pabrik TRW.
2.3 Tujuh Langkah Sistem Pasokan
Peramalan terdiri dari tujuh langkah dasar, yaitu sebagai berikut :
1.      Menetapkan tujuan peramalan
2.      Memilih unsur apa yang akan diramal
3.      Menentukan horizon waktu peramalan
4.      Memiliki tipe model peramalan
5.      Mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan peramalan
6.      Membuat peramalan
7.      Memvalidasi dan menerapkan hasil peramalan

2.4 Pendekatan Dalam Peramalan

Terdapat dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan. Yang pertama adalah analisis kuantitatif dan yang kedua adalah analisis kualitatif.
1.        Peramalan Kuantitatif (quantitative forecast)
Peramalan yang menggunakan satu atau lebih model matematis dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan.
2.        Peramalan Subjekti atau kualitatif (qualitative forecast)
Peramaln yang  menggabungkan faktor-faktor seperti intuisi pengambil keputusan, emosi, pengalaman pribadi dan sistem nilai. Beberapa perusahaan menggunakan satu pendekatn dan perusahaan lain menggunakan pendkatan yang lain. Pada kenyataannya, kombinasi dari keduanya merupakan yang paling efektif.
Beberapa teknik peramalan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1.    Metode Naive
Metode naive merupakan metode yang paling sederhana, yaitu dengan menganggap bahwa peramalan periode berikutnya sama dengan nilai/aktual periode sebelumnya. Dengan demikian data aktual periode waktu yang baru saja berlalu merupakan alat peramalan yang terbaik untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang. Bentuk motode naive adalah sebagai berikut:

............................................

Dimana  ramalan yang dibuat pada waktu  untuk waktu . Peramalan dengan metode naive untuk masing-masing periode mendekati observasi yang terdahulu. Ramalan dengan metode naive adalah ramalan yang kadang disebut dengan “ramalan tanpa perubahan” karena ramalannya untuk setiap periode mendekati observasi yang terdahulu.
Saat nilai data meningkat setiap waktu disebut tidak stasioner atau mengandung trend. Jika persamaan (1) digunakan, proyeksinya tetap rendah. Teknik yang dapat dipakai untuk mengambil pertimbangan trend dengan menambah selisih antara periode sakarang dan periode terakhir. Persamaan peramalannya adalah
...............................................

Persamaan (2) memuat perubahan antara kuartal-kuartal. Pola umum untuk peramalan data musiman yaitu   dengan s adalah periode musiman.
Kelemahan utama dari pendekatan ini adalah mengabaikan segala sesuatu yang telah terjadi selama setahun yang lalu dan juga terdapat trend. Pola umum untuk pola data yang merupakan penggabungan trend dan musiman adalah


2.    Metode Simple averaging
Seperti pada metode naive, pada metode moving average keputusan dibuat untuk menggunakan nilai-nilai data pertama sebagai bagian perlambangan dan data lampau sebagai bagian pengaujian. Selanjutnya, persamaan (3) digunakan untuk merata-rata (menghitung mean) data bagian perlambangan untuk peramalan periode selajutnya.


Ketika sebuah observasi baru menjadi tersedia, peramalan untuk periode selanjutnya, adalah rata-rata atau mean, dihitung dengan persamaan (3) dan observasi yang baru tersebut. Ketika meramal sebuah seri gabungan dengan jumlah yang besar, data penyimpanan mungkin sebuah isu. Persamaan (4) potensial untuk menyelesaikan permasalahan ini.  Hanya peramalan dan observasi paling terkini dibutuhkan menyimpan waktu yang akan datang.


Metode simple averageadalah salah satu teknik yang tepat ketika kemampuan runtun untuk menjadi ramalan sudah menjadi stabil, dan lingkungan di dalam runtun pada umumnya tidak berubah. Contoh untuk jenis ini dalam suatu runtun antara lain kuantitas hasil penjualan dari suatu level yang konsisten dalam usaha sales perorangan (penjualan barang), kuantitas dalam suatu produk dalam tahap pendewasaan di dalam lika-liku kehidupan, dan jumlah jabatan per minggu yang dibutuhkan dari kalangan dokter gigi, dokter umum atau pengacara yang memiliki pasien atau berdasarkan client adalah agak konstan.
3.      Metode Moving averaging
Moving average (MA) diperoleh dengan merata-rata permintaan berdasarkan beberapa data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari penggunaan teknik peramalan ini adalah untuk mengurangi aatau menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan ini dicapai dengan merata-ratakan beberapa nilai data secara bersama-sama, dan menggunakan nilai rata-rata tersebut sebagai ramalan permintaan untuk periode yang akan datang. Disebut rata-rata bergerak karena begitu setiap data aktual permintaan baruderet waktu tersedia maka data aktual permintaan yang paling terdahulu akan dikeluarkan dari perhitungan kemudian suatu nilai rata-rata baru akan dihitung. Moving average sering digunakan dengan data kuartalan, atau bulanan untuk membantu kelancaran komponen dalam deret waktu. Sebuah moving average dari urutan ke k, MA (k) dihitung dengan

Dimana:
 = nilai peramalannya untuk periode selanjutnya
  = nilai sebenarnya pada periode t
k = jumlah perlakuan dalam moving average

moving average untuk periode waktu t adalah mean aritmatik dari k observasi terbaru. Dalam moving average, beban yang diberikan sama untuk setiap observasi. Setiap data baru dimasukkan dalam rata-rata yang tersedia, dan data paling awal dibuang.
4.      Metode Winter
Metode winter dapat mengatasi masalah data dengan menggunakan pola ikomponen data trend dan seasonal yang tidak dapat diatasi oleh metodemoving average dan metode exponential smoothing. Apabila identifikasi pada historis daridata aktual permintaan menunjukkan adanya fluktuasi musiman, perlu dilakukanpenyesuain terhadap pengaruh musiman itu melalui menghitung indeks musiman (seasonal index). Sebagai contoh untuk menjelaskan pengaruh musimanmenggunakan angka indeks musiman.
5.      Metode Dekomposisi
Metode dekomposisi digunakan untuk data yang memiliki pola trend, acak, dan musiman. Metode ini menguraikan komponen musiman dari komponen lainnya dari suatu deret data. Model dekomposisi multiplikatif dapat ditulis sebagai berikut:

Sedangkan, model dekomposisi aditif dapat ditulis sebagai berikut:


Dimana,
 = nilai pengamatan ke-t
 = komponen tren ke-t
 = komponen musiman ke-t
 = komponen siklis ke-t
 = komponen acak ke-t

A.  Ukuran Keakuratan Peramalan
Pada dasarnya dalam menentukan metode yang efektif digunakan adalah  dengan evaluasi teknik peramalan menggunakan beberapa cara yaitu dengan melihat nilai MSE dan nilai MAPE. Metode yang menghasilkan nilai MSE dan MAPE terkecil, itulah metode yang seharusnya kita pilih untuk melakukan peramalan tetapi kita juga harus melihat apakah residual dari metode itu random tidak. Jika random maka metode yang dipilih tersebut baik. Dengan rumus :

MSE    =
MAPE =
  1. Regresi Time Series
Ada 2 pendekatan untuk melakukan peramalan dengan menggunakan analisis deret waktu dengan metode regresi sederhana, yaitu:
1.      Analisis deret waktu untuk regresi sederhana linier
2.      Analisis deret waktu untuk regresi sederhana yang non linier
Dalam analisis deret waktu yang linier adalah analisis pola hubungan yang dicari dengan satu variabel yang mempengaruhinya : waktu. Sedangkan analisis deret waktu yang non linier, merupakan analisis hubungan antara variabel yang dicari dengan hanya satu (1) yang mempengaruhinya, yaitu variabel waktu.
Untuk menjelaskan hubungan kedua metode ini kita gunakan notasi matematis seperti :
Y = F (x)
Dimana :
Y = Dependent variable (variabel yang dicari)
X = Independent variable (variabel yang mempengaruhinya)
Notasi regresi sederhana dengan menggunakan regresi linier (garis lurus) dapat digunakan sebagai berikut:
Y = a + b X....................
Dimana a dan b adalah merupakan parameter (koefisien regresi) yang harus dicari. Untuk mencari nilai a dapat digunakan dengan menggunakan rumus:
Atau kemudian nilai b dapat dicari dengan rumus:
                                                                 atau
  1. Pengujian Asumsi Klasik Pada Analisis Regresi
Pada model regresi, perlu dilakukan uji asumsi analisis regresi untuk mengetahui apakah model memenuhi asumsi atau tidak. Uji asumsi yang dilakukan pada model regresi adalah
1.      Normalitas
Analisis regresi linier mengasumsikan bahwa sisaan  berdistribusi normal. Menurut Gujarati (1978) pada regresi linier klasik diasumsikan bahwa tiap  didistribusikan secara random dengan
Salah satu cara untuk menguji asumsi kenormalan adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini didasarkan pada nilai D dengan:
Dengan   adalah fungsi distribusi frekuensi kumulatifrelatif dari distribusi teoritis dibawah .  adalah distribusi frekuensi kumulatif pengamatan sebanyak sampel.  adalah sisaan berdistribusi normal. Selanjutnya nilai D ini dibandingkan dengan nilai D kritis dengan signifikansi  (tabel Kolmogorov-Smirnov). Apabila nilai atau , maka asumsi kenormalan tidak dipenuhi.
Dalam penelitian ini asumsi yang digunakan adalah asumsi dari sisaan tidak berdistribusi normal, sehingga MKT tidak layak untuk digunakan (Draper dan Smith, 1998).
2.      Homoskedastisitas
Salah satu asumsi penting dalam analisis regresi adalah variasi sisaan  pada setiap variabel independen adalah homoskedastisitas. Asumsi ini dapat ditulis sebagai berikut:
Salah satu cara menguji kesamaan variansi yaitu dengan melihat pola tebaran sisaan  terhadap nilai estimasi Y. Jika tebaran sisaan bersifat acak (tidak membentuk pola tertentu), maka dikatakan bahwa variansi sisaan homogen (Draper dan Smith, 1998).
Untuk lebih tepatnya, menurut Gujarati (1978) salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan pengujian korelasi rank Spearman yang didefinisikan sebagai berikut:
Dengan  perbedaan dalam rank yang ditempatkan pada dua karakteristik yang berbeda dari individual atau fenomena ke-i dan n adalah banyaknya individual yang dirank. Koefisien rank korelasi tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi heterokedastisitas dengan mengasumsikan  . Adapun tahapnnya dalah sebagai berikut :
1.      Mencocokkan regresi terhadap data mengenai Y dan X dan mendapatkan sisaan .
2.      Dengan mengabaikan tanda dari , yaitu dengan mengambil nilai mutlaknya |, meranking baik harga mutlak || dan  sesuai dengan urutan yang meningkat atau menurun dan menghitung koefisien rank korelasi Spearman yang telah diberikan sebelumnya.
3.      Dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasi  adalah nol dan, signifikan dari  yang disampel dapat diuji dengan pengujian t sebagai berikut :
Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai t kritis maka H0 ditolak, artinya asumsi homoskedastitas tidak dipenuhi. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X,  dapat dihitung antara      dan tiap-tiap variabel X secara terpisah dan dapat di uji untuk tingkat penting secara statistik dengan pengujian t yang diberikan di atas.


3.       Non autokorelasi
Salah satu asumsi penting dari regresi linear adalah bawa tidak ada autokrelasi antara serangkaian pegamatan yang diurutkan menurut waktu. Adanya kebebasan antar sisaan dapat dideteksi  secara grafis dan empiris. Pendeteksian autokorelasi secara grafis yaitu denan melihat pola tebaran sisaan terhadap urutan waktu. Jika tebaran sisaan terhadap urutan waktu tidak membentuk suatu pola tertentu atau bersifat acak maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi antar sisaan (Draper dan Smith, 1998)
Pengujian secara empiris dilakukan dengan  menggunakan statistik uji Durbin-Watson. Hipotesis yang diuji adalah:
     H0: Tidak terdapat autokorelasi antar sisaan
     H1: Terdapat autokorelasi antar sisaan
Adapun rumusan matematis uji Durbin-Watson adalah:
     Kaidah keputusan dalam uji Durbin-Watson adalah:
1.      Jika    atau   , maka H0 ditolak berarti bahwa terdapat autokorelasi antar sisaan.
2.      Jika     , maka H0 tidak ditolak yang berarti bahwa asumsi non autokorelasi terpenuhi.
3.      Jika     atau       maka tidak dapat diputudkan apakah H0 diterima atau ditolak, sehingga tidak dapat disimpulan ada atau tidak adanya autokorelasi.
4.      Untuk statistik     dari Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel
4.      Non Multikolinearitas
Menurut Montgomery dan Peck (1992), kolinearitas terjadi karena terdapat korelasi yang cukup tinggi di antara variabel independen. VIF (Variance Inflation Factor) merupakan salah satu cara untuk mengukur besar kolineritas dan didefinisikan sebagai berikut:
Dengan m= 1,2,...,p dan p adalah banyaknya variabel independen      adalah koefisien determinasi yang dihasilkan dari regresi variabel independen       dengan variabel independen lain . Nilai VIF menjadi semakin besar jika terdapat korelasi yang semakin besar diantara variabel independen. Jika VIF lebih dari 10, multikolinearitas memberikan pengaruh yang serius pada pendugaan metode kuadrat kecil.









BAB III








 









Faktor Prioritas dengan Diagram Pareto
 
                                      


 








Proses pelaksanaan penelitian ilmiah terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan prinsip metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:
  1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
  2. melakukan studi pendahuluan.
  3. merumuskan hipotesis.
  4. mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variable.
  5. menentukan rancangan dan desain penelitian.
  6. menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian.
  7. menentukan subjek penelitian.
  8. melaksanakan penelitian.
  9. melakukan analisis data.
  10. merumuskan hasil penelitian dan pembahasan.
  11. menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi.

Berikut kita bahas setiap langkah-langkah penelitian ilmiah (scientific research) itu, berikut ini:
1.      Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Sebagaimana halnya dalam metode ilmiah, pada penelitian ilmiah juga harus berangkat dari adanya permasalahan yang ingin pecahkan. Sebelum melaksanakan penelitian ilmiah perlu dilakukan identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam penelitian ilmiah tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui penelitian. Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan).
2.      Melakukan Studi Pendahuluan
Di dalam penelitian ilmiah, perlu dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat melakukannya dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil penelitian nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila didasarkan pada landasan teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan penelitian, namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu dilakukan usaha memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian lebih fokus pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan penentuan data apa yang nantinya akan dibutuhkan.
3.      Merumuskan Hipotesis
Hipotesis perlu dirumuskan dalam sebuah penelitian ilmiah, lebih-lebih penelitian kuantitatif. Dengan menyatakan hipotesis, maka penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti akan lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan hipotesis, seorang peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen penelitian hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis. Data-data ini sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya dengan anggapan dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya mutlak sehingga ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar, tidak lagi meragukan kebenarannya.
4.      Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Sebuah variabel dalam penelitian ilmiah adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi sebagai akibat adanya fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar masalah yang diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur. Dalam tahap selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka peneliti perlu membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau tujuan penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan definisi konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.
5.      Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian
Rancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ilmiah bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan peneliti.



6.      Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitian
Apakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian? Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian ilmiah yang dilakukan. Setiap bentuk dan jenis instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian, perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah satu kriteria pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan instrumen penelitian adalah kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat atau instrumen pengumpul data cocok digunakan untuk penelitian-penelitian tertentu.
7.      Menentukan Subjek Penelitian
Orang yang terlibat dalam penelitian ilmiah dan berperan sebagai sumber data disebut subjek penelitian. Seringkali subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Apabila penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam sebuah populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya. Hal ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian akan menyimpulkan hasil penelitian yang berlaku umum terhadap seluruh populasi, walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel yang jumlah jauh lebih kecil dari populasi penelitian. Pengambilan sampel penelitian yang salah akan mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula.Sampel yang dipilih harus merepsentasikan populasi penelitian.

8.      Melaksanakan Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data penelitian tentu saja akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan.Seringkali peneliti saat berada di lapangan dalam melaksanakan penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya tampak penting dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subjek penelitian, data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian), sementara data tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara langsung dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya wawancara menggunakan telepon, dan sebagainya.
9.      Melakukan Analisis Data
Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan mempunyai kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah menjadi data kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan dan analisis data.
10.  Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada hakekatnya merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan pemabahasannya merupakan inti dari sebuah penelitian ilmiah.Pada penelitian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan.
11.  Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi
Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyusun laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Format laporan ilmiah seringkali telah dibakukan berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di mana penelitia itu melakukannya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting dilakukan agar hasil penelitian diketahui oleh masyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan dapat dipergunakan bila diperlukan.



4.1 Sejarah Perusahaan

Perseroan didirikan pada bulan Juni 2007 oleh keluarga Djoko Susanto yang telah berkecimpung dalam industri ritel sejak tahun 1960-an. Perseroan didirikan dengan nama PT Midimart Utama, dengan gerai pertama “Alfamidi” di Jl. Garuda, Jakarta Pusat.
Konsep Alfamidi dikembangkan untuk menyesuaikan perubahan belanja konsumen dari belanja bulanan menjadi belanja mingguan dan belanja ke toko yang terdekat. Alfamidi dikembangkan sebagai konsep “supermarket mini” yang menempati luas area penjualan dari 200 - 400 meter persegi; dimana sekitar 20% luasnya digunakan untuk memajang produk fresh-food (buah, sayur dan makanan beku). Bauran produk yang dijual di Alfamidi mencapai 7.000 SKU dan dilengkapi dengan produk-produk fresh-food, seperti: buah, sayur mayur, dan daging olahan/makanan beku yang dibutuhkan oleh masyarakat serta tidak dijumpai di gerai minimarket-minimarket yang sudah ada.
Alfamidi dengan tagline “Belanja Puas Harga Hemat” diposisikan untuk dapat memberikan pelayanan dan pengalaman belanja pelanggan agar terpenuhi kebutuhannya dan dengan harga yang hemat.Alfamidi sebagai “gerai komunitas”, berlokasi di wilayah pemukiman agar dapat melayani dengan cepat dan mudah dijangkau masyarakat dari rumah. Sebagai gerai komunitas, Alfamidi juga mengajak masyarakat sekitar gerai untuk dapat berusaha/berdagang dengan menempati area depan samping gerai.
Pada akhir tahun 2007, Perseroan memiliki 3 gerai Alfamidi di Jabodetabek dan 1 Distribution Center (DC) di Serpong. Dalam perkembangannya pada bulan April 2008 nama Perseroan berubah menjadi PT Midi Utama Indonesia. Pada akhir tahun 2008, Perseroan telah berhasil mengoperasikan Distribution Center (DC) di Surabaya dan mengoperasikan 60 gerai Alfamidi di Jabodetabek dan Surabaya. Pada tahun 2009, Perseroan mengembangkan konsep “convenience store” dengan nama “Alfaexpress” dengan tagline “Cepat dan Nyaman”; dimana konsepnya adalah mengutamakan kecepatan dan kenyamanan berbelanja pelanggan dalam memilih produk dan menyelesaikan transaksi pembayaran. Pada akhir tahun 2009, Perseroan telah mempunyai 2 Distribution Center (DC) dan mengoperasikan 121 gerai Alfamidi dan 35 gerai Alfaexpress.
Pada tahun 2010 Perseroan mengoperasikan DC Bekasi, sehingga pada akhir tahun 2010 Perseroan telah mempunyai 3 Distribution Center (DC), mengoperasikan 248 gerai Alfamidi dan 161 gerai Alfaexpress.
Tahun 2010 juga merupakan tonggak penting bagi Perseroan dimana, pada tanggal 30 November 2010, Perseroan telah mencatatkan seluruh saham Perseroan pada Bursa Efek Indonesia dengan kode MIDI.





Hari
Pengunjung (Xi)
Berbelanja (Yi)
1
32
27
2
31
28
3
30
29
4
29
28
5
28
25
6
35
33
7
34
29
8
33
31
9
32
29
10
31
27
11
30
27
12
45
41
13
44
38
14
43
40
15
42
38
16
41
37
17
40
38
18
38
33
19
39
33
20
38
33
21
37
32
22
36
30
23
35
28
24
33
30
25
32
28
26
31
27
27
29
28
28
37
32
29
41
33
30
28
25



Hari
Pengunjung (Xi)
Berbelanja (Yi)
Xi . Yi
Xi²
Yi²
1
32
27
864
1024
784
2
31
28
868
961
784
3
30
29
870
900
841
4
29
28
812
841
784
5
28
25
700
784
625
6
35
33
1155
1225
1089
7
34
29
986
1156
841
8
33
31
1023
1089
961
9
32
29
928
1024
841
10
31
27
837
961
729
11
30
27
810
900
729
12
45
41
1845
2025
1681
13
44
38
1672
1936
1444
14
43
40
1720
1849
1600
15
42
38
1596
1764
1444
16
41
37
1517
1681
1369
17
40
38
1520
1600
1444
18
38
33
1254
1444
1089
19
39
33
1287
1521
1089
20
38
33
1254
1444
1089
21
37
32
1184
1369
1024
22
36
30
1080
1296
900
23
35
28
980
1225
784
24
33
30
990
1089
900
25
32
28
896
1024
784
26
31
27
837
961
729
27
29
28
812
841
784
28
37
32
1184
1369
1024
29
41
33
1353
1681
1089
30
28
25
700
784
625
1054
937
33534
37768
29900

4.2.2 Pembahasan


            Rumus = (Ȳ = a + bx)
Mencari koefisien nilai a = ?
a=
 (∑Yi).(∑Xi²)-(∑Xi).(∑XiYi)

n. ∑Xi²-(∑Xi)²


a=
(937 . 37768)-(1054).(33534)

(30 .  37768) - (1054)²


a=
35388616-35344836

1133040-1110916



43780

22124


a=
1,97

Mencari koefisien nilai b = ?
b=
n. ∑XiYi-(∑Xi) (∑Yi)


n. ∑Xi² - (∑Xi)²




b=
30 . 33534 – 987598


30 . 37768 – 1110916




b=
18422


22124




b=
0,83





Jadi persamaan Regresi Y atas X adalah

Ȳ = a+bx


Ȳ = 1,97 + 0,83

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diramalkan, jika pengunjung 75 orang berapa kira-kira yang berbelanja?
Ȳ = a+bx


Ȳ = 1,97 + 0,83 (75)


Ȳ = 1,97 + 62,25


Ȳ = 64,22



Diketahui apabila jumlah pengunjung 75orang, maka kemungkinan orang yang berbelanja yakni ±64 orang
Dan dapat diperkirakan juga, misalnya jumlah yang berbelanja adalah 70 orang maka berapa kira-kira orang yang berkunjung?
Ȳ = 1,97 + 0,83 x
70= 1,97 + 0,83 x
0,83x = -1,97 + 70
x = 68,03 : 0,83
x = 68,03 : 0,83
x = 81,96
Dari perhitungan diatas maka dapat diketahui apabila jumlah orang yang berbelanja 70 orang maka banyaknya orang yang berkunjung ke toko ± 82 orang.
            Jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel, maka perlu dipelajari berapa kuat hubungan antara variabel - variabel itu terjadi. Dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel - variabel. Studi yang membahas ini disebut analisis korelasi.
            Analisis korelasi sukar dipisahkan daripada analisis regresi. Apabila garis regresi yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier, maka derajat hubungannya akan dinyatakan dengan r dan biasa dinamakan koefisien korelasi.
Pada data diatas maka dapat diketahui hubungan antara banyak pengunjung dan yang berbelanja, sebagai berikut :
r =
n. ∑XiYi - (∑Xi. ∑Yi)



√{n. ∑Xi²-(∑Xi)²} {n. yi²-(∑Yi)²}








r =
30 . 33534- 987598



√{(30. 37768- 1110916)} {(30. 29900) - (877969)}








r =
18422




√(22124) (19031)








r =
18422




√421041844




r =
18422

20519. 3041


r =
0,8977


Maka harga r (koefisien korelasi) dari regresi linier diatas adalah 0,8977, Harga r = 0 , hal ini menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara variable-variabel X dan Y






            Dan hasil kesimpulan dari penelitian diatas, yaitu:
1.      Alfamidi Merupakan jaringan toko swalayan yang memiliki banyak cabang di Indonesia. Gerai ini umumnya menjual berbagai produk makanan, minuman dan barang kebutuhan hidup lainnya. Lebih dari 200 produk makanan dan barang kebutuhan hidup lainnya tersedia dengan harga bersaing, memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari.
2.      Dari hasil persamaan y= 7,76+0,91x maka dapat diramalkan, jika pengunjung perharinya 176 orang berapa kira-kira yang berbelanja?
Ȳ = 1,97 + 0,83 x
70= 1,97 + 0,83 x
0,83x = -1,97 + 70
x = 68,03 : 0,83
x = 68,03 : 0,83
x = 81,96




3.      Diketahui apabila jumlah pengunjung 75 orang, maka kemungkinan orang yang berbelanja yakni ± 64 orang.
Maka harga r (koefisien korelasi) dari regresi linier adalah 0,8977, Harga r = 0 , hal ini menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara variable-variabel X dan Y.

5.2 Saran

            Dari hasil penelitian tersebut, semoga dengan hasil yang diatas perusahan bisa lebih mengembangkan strategi penjualan dengan menggunakan metode regresi linear dan korelasi.










DAFTAR PUSTAKA


  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Alfamidi
2.      Andriyanto, Untung. Sus, dan Basith, Abdul. Metode dan Peramalan Aplikasi, Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga.
3.      http://winita.staff.mipa.uns.ac.id/pemilihan-teknik-peramalan.pdf akses tanggal 20 November 2012
5.      http://www.britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-midi/